Hal inilah yang memberatkan perusahaan dan akhirnya menimbulkan masalah agensi antara perusahaan dan kreditor.īerbagai penelitian meneliti upaya penganggulangan masalah agensi di Indonesia dan tidak memberikan hasil, karena kebanyakan penelitian mengasumsikan masalah agensi antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Semua itu memaksa kreditor menetapkan kontrak utang yang menekan perusahaan agar tidak sembarangan bertindak. Masalahnya, ada berbagai keadaan yang merugikan kreditor seperti proyek berisiko tinggi yang diambil manajemen, corporate governance di Indonesia yang kurang baik, sampai manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Tetapi keluarga biasanya tidak ingin membagi kepemilikannya maka mereka memilih utang sebagai alternatif pembiayaannya. Jika pemegang saham dan manajemen bersatu seharusnya masalah agensi berkurang seperti yang dikemukakan Jensen dan Meckling (1976).
Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang kepemilikan dan manajemennya dikuasai oleh pendiri dan keluarganya. Tetapi fakta perusahaan di Indonesia menunjukkan 80% lebih perusahaan dikuasai oleh keluarga. Teori agensi menjelaskan adanya tarik ulur kepentingan antara manajemen dan pemegang saham. Tetapi, perusahaan di Indonesia memiliki struktur kepemilikan berbeda. Masalah agensi yang dikemukakan Jensen dan Meckling (1976) didasarkan pada pembagian tugas yang jelas antara manajemen dan pemegang saham di Negara barat. Shinta Njonjo Soetanto & Daniel Sugama Stephanus
0 kommentar(er)
